Pornografi adalah bentuk gambar atau patung yang menampilkan
keindahan bagian tubuh yang dapat menimbulkan syahwat bagi orang lain, baik
yang terdapat pada media cetak, elektronik, maupun pada perilaku seseorang,
terutama yang bersumber dari kaum wanita. Dan sangat disayangkan pada saat ini di berbagai daerah di Indonesia
makin banyak aksi-aksi porno,
baik penayangan dari media cetak, media elektronik maupun langsung.
Dari fenomena tersebut kemudian memunculkan RUU APP. Dan kemudian Pro
dan kontra terhadap RUU itupun semakin ramai dan menguat.
Bagaimanakah hukum melihat pornografi?
a.
Haram
melihat, apabila sampai
menimbulkan syahwat dan fitnah.
وَمِنْ مَعَاصِى الْعَيْنِ اَلنَّظْرُ
بِهَا مِنَ الذَّكَرِ إِلَى شَيْئٍ مِنْ جَمِيْعِ بَدَنِ أَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ
اْلأَجْنَبِيَّاتِ مَعَ الْقَصْدِ. (تَنْبِيْهٌ) عَدَّ فِى الزَّوَاجِرِ نَظْرُ
اْلأَجْنَبِيَّةِ بِشَهْوَةٍ وَخَوْفِ فِتْنَةٍ وَلَمْسُهَا كَذلِكَ (إسعاد الرفيق
ص 67)
b.
Boleh, asal tidak menimbulkan fitnah dan
syahwat. (Tuhfah al-Muhtaj, juz 9, hal. 20 - 21)
فَلَا يَحْرُمُ نَظَرُهُ فِي نَحْوِ
مِرْآةٍ كَمَا أَفْتَى بِهِ غَيْرُ وَاحِدٍ وَيُؤَيِّدُهُ قَوْلُهُمْ لَوْ عَلَّقَ
الطَّلَاقَ بِرُؤْيَتِهَا لَمْ يَحْنَثْ بِرُؤْيَةِ خَيَالِهَا فِي نَحْوِ
مِرْآةٍ؛ لِأَنَّهُ لَمْ يَرَهَا وَمَحَلُّ ذَلِكَ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ حَيْثُ لَمْ
يَخْشَ فِتْنَةً وَلَا شَهْوَةً وَلَيْسَ مِنْهَا الصَّوْتُ فَلَا يَحْرُمُ
سَمَاعُهُ إلَّا إنْ خَشِيَ مِنْهُ فِتْنَةٌ وَكَذَا إنْ اِلْتَذَّ بِهِ كَمَا
بَحَثَهُ الزَّرْكَشِيُّ. (تحفة المحتاج، ج 9 ص 20 - 21)
Terlepas dari pro-kontra di atas, para ulama’ sepakat melarang
untuk mengeksploitasi keindahan tubuh di depan publik terutama bagi kaum hawa,
hal itu menunjukkan bahwa agama sebenarnya lebih menjunjung tinggi kehormatan
manusia.
0 Response to "Pornografi"
Posting Komentar