Pada dasarnya ziarah kubur merupakan tuntunan Nabi bagi umatnya
untuk selalu mengingat bahwa setiap makhluk yang hidup akan mengalami kematian
dan adanya kehidupan akhirat kelak. Lalu bagaimanakah hukum ziarah kubur bagi
perempuan:
a. Makruh, apabila perempuan mudah susah dan resah, menangis dengan menjerit akibat lemahnya
hati dan perasaannya.
(قَوْلُهُ فَتُكْرَهُ)
أَيْ اَلزِّياَرَةُ لِأَنَّهَا مَظِنَّةٌ لِطَلَبِ بُكَائِهِنَّ وَرَفْعِ
أَصْوَاتِهِنَّ لِمَا فِيْهِنَّ مِنْ رِقَّةِ اْلقَلْبِ وَكَثْرَةِ الْجَزَعِ
(إعانة الطالبين، ج 2 ص 142)
Dimakruhkan bagi wanita berziarah kubur karena hal tersebut
cenderung membantu pada kondisi yang melemahkan hati dan jiwa. (I’anah
al-Thalibin, juz 2, hal. 142)
b. Sunnah, jika ziarah ke makam para Nabi, auliya’ dan orang shaleh.
يُسَنُّ لَهَا زِياَرَةُ قَبْرِ
النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِلَخْ وَقَالَ بَعْضُهُمْ اَىْ
مِثْلُ زِياَرَةِ قَبْرِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زِياَرَةُ
سَائِرِ قُبُوْرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلأَوْلِياَءِ (إعانة
الطالبين، ج 2، ص 142)
Disunnahkan bagi wanita berziarah kuburnya para Nabi, ulama’ dan para wali atau orang-orang yang shalih. (I’anah al-Thalibin,
juz 2, hal. 142)
0 Response to "Ziarah Kubur bagi Perempuan"
Posting Komentar