HUKUM ARISAN
boleh seperti pendapat
yang dikatakan oleh al-Wali al-‘Iraqy bahwa jaman dahulu hari jum’at terkenal
sebagai hari arisan bagi para wanita.
(فَرْعٌ)
الْجُمْعَةُ الْمَشْهُوْرَةُ بَيْنَ النِّسَاءِ بِأَنْ تَأْخُذَ امْرَأَةٌ مِنْ
كُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْ جَمَاعَةٍ مِنْهُنَّ قَدْرًا مُعَيَّنًا فِي كُلِّ جُمْعَةٍ اَوْ شَهْرٍ وَتَدْفَعَهُ
لِوَاحِدَةٍ بَعْدَ وَاحِدَةٍ الى اَخِرِهِنَّ جَائِزَةٌ كَمَا قَالَ الْوَالِي
الْعِرَاقِيِّ (حاشيتا قليوبي وعميرة: ج 2، ص321)
“Hari jum’at menurut kalangan perempuan
terkenal dengan menarik/mengambil nilai/uang yang ditentukan untuk
masing-masing wanita dari satu kelompok. Hal tersebut dilakukan disetiap hari
jum’at atau setiap bulan. Setiap perempuan membayarnya kepada satu wanita yang
lain secara bergantian sampai akhir. Hal ini diperbolekan seperti yang
dikatakan al-Wali al-Iraqy”(Hasyiyata Qulyuby wa ‘Umairah, 2:321)
Posting Komentar untuk "HUKUM ARISAN"