HUKUM ORANG YANG BERMUKIM DIDEKAT MASJID TETAPI TIDAK BERJAMA’AH DI MASJID

 

HUKUM ORANG YANG BERMUKIM DIDEKAT MASJID TETAPI TIDAK BERJAMA’AH DI MASJID

Kang Shofi adalah seseorang yang tinggal didekat masjid jami’ jarak rumahnya dengan masjid kira-kira 10 M. sehingga setiap kali adzan ia mendengarkannya tetapi ia tidak shalat di masjid karena lebih memilih jamaah dirumah dengan istri dan anaknya.

Bagaimanakah hukum shalat jamaah yang dilakukan oleh kang shofi bersama anak dan istrinya tidak di masjid?

        A.     Tidak wajib shalat berjamaah di masjid

Akan tetapi lebih dianjurkan untuk shalat berjamah di masjid daripada di rumah karena mengandung banyak kebaikan salah satunya adalah menampakkan syi’ar islam dan menampak kan kemulian masjid.

 (قَوْلُهُ : والْجَماعَةُ فِي مَكْتُوْبَةٍ لِذَكَرٍ  بِمَسْجِدٍ أَفْضَلُ ) وَذَلِكَ لِخَبَرٍ : صَلُّوْا - أَيُّهَا النَّاسُ - فِي بُيُوتِكُمْ ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاةِ صَلاةُ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا المَكْتُوْبَةَ. أَيْ فَهِيَ فِي المَسْجِدِ أَفْضَلُ لِأَنَّهُ مُشْتَمِلٌ عَلَى الشَّرَفِ ، وَكَثْرَةِ الجَماعَةِ غَالِبًا ، وَإِظْهَارِ  الشِّعَارِ إعانة (الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين : ج 2, ص 8)

(Jama’ah shalat fardhu di masjid bagi orang laki-laki lebih utama) karena ada hadist : wahai manusia shalatlah kalian di dalam rumah kalian karena sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalatnya seseorang di dalam rumahnya kecuali shalat fardhu, karena mengandung kemuliaan, banyaknya jama’ah  dan tersiarnya syi’ar islam (I`anah al-Thalibin, 2:8).

Bagi orang yang rumahnya dekat masjid tidak wajib shalat berjamaah di masjid, tetapi shalatnya kurang sempurna. Tetapi dianjurkan berjamaah di rumah dengan anak dan istrinya.

٣٥٩٥ - (جَعَلْتُ لِيْ كُلَّ أَرْضٍ طَيّبَةٍ) بِالتَّشْدِيْدِ مِنَ الطَّيِّبِ الطَّاهِرِ أَيْ نَظِيْفَةٍ غَيْرِ خَبِيْثَةٍ (مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا) قَالَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ: أَرَادَ بِالطَّيِّبَةِ الطَّاهِرَةَ وَبِالطَّهُوْرِ الْمُطَهِّرِ لِغَيْرِهِ فَلَوْ كَانَ مَعْنَى طَهُوْرًا طَاهِرًا لَزِمَ تَحْصِيْلُ الْحَاصِلُ. وَفِيْهِ أَنَّ الْأَصْلَ فِي الْأَشْيَاءِ الطَّهَارَةِ وَإِنْ غَلَبَ ظَنُّ النَّجَاسَةِ، وَأَنَّ الصَّلَاةَ بِالْمَسْجِدِ لَا تَجِبُ وَإِنْ أَمْكَنَ بِسُهُوْلَةٍ وَكَانَ جَارًا بِالْمَسْجِدِ. وَخَبَرٌ لَا صَلَاةَ لِجَارِ الْمَسْجِدِ إِلَّا فِي الْمَسْجِدِ لَمْ يَثْبُتْ وَبِفَرْضِهِ الْمُرَادُ لَا صَلَاةَ كَامِلَةٍ (فيض القدير شرح جامع الصغير : ج 3, ص 349)

3595 - (Aku telah menjadikan semua bumi dalam keadaan suci) dengan mentasydid pada lafadzطَيّبَةٍ  yang diambil dari lafadz الطَّيِّب  yang bermakna suci dan bersih yang tidak terkena najis (sebagai tempat sujud dan tanahnya mensucikan) Imam al-Zain al-Iraqi berkata: yang dimaksut dengan lafadz طَيّبَة adalah perkara yang suci dan yang dimaksud dengan lafadz الطَّهُوْر adalah mensucikan sesuatu yang lain. Apabila lafadz طَهُوْرًا diartikan memakai arti dari lafadz طَاهِرًا maka sama halnya dengan menghasilkan sesuatu yang sudah hasil. Hukum asal segala sesuatu itu suci walaupun ada prasangka segala sesuatu tersebut adalah najis. Shalat di masjid itu hukumnya tidak wajib meskipun mudah untuk menuju masjid tersebut dan rumahnya dekat masjid dengan masjid. Adapun hadits yang menerangkan tentang tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di masjid  tidak bisa menetapkan kewajiban untuk shalat di masjid tetapi maksudnya adalah shalat yang dilaksanakan kurang sempurna. (Faydl al-Qadir 3:349)

        B.     Wajib shalat berjamaah di masjid

Wajib shalat jama’ah di masjid, jika ia tidak jama’ah di masjid  maka menyebabkan masjid sepi.

وَلَا بُدَّ مِنْ ظُهُوْرِ الشِّعَارِ بِإِقَامَتِهَا بِمَحَلٍّ فِي الْقَرْيَةِ الصَّغِيْرَةِ وَبِمَحَالٍ فِي الْقَرْيَةِ الْكَبِيْرَةِ وَالْبَلَدِ وَالْمَدِيْنَةِ بِحَيْثُ يَظْهُرُ بِجَوَانِبِهَا شِعَارُ الْجَمَاعَةِ، فَلَوْ أَطْبَقُوْا عَلَى إِقَامَتِهَا فَي الْبُيُوْتِ وَلَمْ يَظْهُرْ بِهَا شِعَارٌ لَمْ يَسْقُطْ الْفَرْضُ (الباجوري على ابن القاسم : ج 1 ص 371)

“Wajib mensyi’arkan untuk mendirikan jama’ah dalam satu tempat di desa yang kecil dan beberapa tempat di desa yang besar, negara dan kota, Sekiranya syi’ar jama’ah nampak di sekelilingnya. Seandainya tetap melaksanakan jama’ah di rumah-rumah dan tiddak nampak syi’ar jama’ah nya maka fardhu kifayah belum gugur”(al-Bajuriy ‘ala Ibn al-Qasim, 1:371).

Posting Komentar untuk "HUKUM ORANG YANG BERMUKIM DIDEKAT MASJID TETAPI TIDAK BERJAMA’AH DI MASJID"