HUKUM SULÛK TANPA GURU
Bagaimana
hukum suluk tanpa guru (mursyid)?
Suluk tanpa
guru hukumnya sah akan tetapi prosentasi keberhasilannya sangat minim.
قَالَ الشَّيْخُ
زَرُوْقٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: فَإِنَّ قُلْتَ: هَلْ يَصِحُّ دُخُوْلُ الْخُلْوَةِ
وَالسُّلُوْكُ عَلَى هَذَا الْأُسْلُوْبِ بِغَيْرِ الشَّيْخِ؟ قُلْنَا: نَعَمْ، وَلَكِنْ
يَتَعَذَّرُ النَّجَاحُ لِقُوَّةِ الْعَوَارِضِ وَكَثْرَتِهَا, فَلِذَلِكَ قِيْلَ:
إِنَّ الشَّيْخَ وَاجِبٌ فِي هَذِهِ الْمُجَاهَدَةِ دُوْنَ مُجَاهَدَةِ التَّقْوَى
وَالْاِسْتِقَامَةِ، (الفتوحات الإلهية فى شرح المباحث الأصلية، ص: 273).
Syekh Zaruq berkata Ra: seandainya kamu bertanya: Apakah sah, berkhalwat atau melakukan suluk
dengan tanpa guru ? ya, akan tetapi prosentase keberhasilannya sangat
minim karena kuat dan banyaknya hal-hal yang baru. Singkat kata, keberadaan
seorang guru (syaikh) dalam bermujahadah adalah wajib adanya, bukan hanya
mujahadah taqwa dan istiqomah, (al-Futûhât al-Ilâhiyyah fî Syarhi al-Mabâhits
al-Ashâliyyah, halaman: 273).
0 Response to "HUKUM SULÛK TANPA GURU"
Posting Komentar