MEMBERIKAN BAGIAN HEWAN QURBAN SEBAGAI UPAH
PENYEMBELIH
Apakah boleh memberikan kulit / daging / jeroan hewan qurban sebagai upah terhadap jasa penyembelih hewan qurban?
A. Tidak boleh
Tidak
boleh memberi daging, kulit dan jeroan sebagai upah penyembelihan.
وَلَا يَجُوزُ إعْطَاؤُهُ أُجْرَةً لِلْجَزَّارِ،
وَتَجُوزُ إعَارَتَهُ، كَمَا لَهُ إعَارَتُهَا. (حاشية البجيرمي على الخطيب : ج 4،
ص 339)
“Tidak boleh memberikan bagian dari daging hewan
qurban sebagai upah penyembelih” (Hasyiah al-Bujayromiy, 4:339).
)وَلَا
يَبِيْعُ) أَيْ يَحْرُمُ عَلَى الْمُضَحِّي بَيْعُ شَيْءٍ (مِنَ الْأُضْحِيَةِ)
أَيْ لَحْمِهَا أَوْ شَعْرِهَا أَوْ جِلْدِهَا، وَيَحْرُمُ أَيْضًا جَعْلُهُ أُجْرَةً
لِلْجَزَّارِ وَلَوْ كَانَتِ الْأُضْحِيَةُ تَطَوُّعًا. (فتح القريب المجيب في
شرح ألفاظ التقريب : ص 314)
“haram menjual bagian daging, bulu, dan kulit hewan qurban sebagai upah penyembelih, walaupun qurban sunnah” (Fath al-Qorib Mujib: 314).
B. Boleh
Boleh atas dasar Shodaqoh bukan dijadikan
sebagai upah.
(قَوْلُهُ وَيَحْرُمُ
أَيْضًا جَعْلُهُ أُجْرَةً لِلْجَزَّارِ) أَىْ لِاَنَّهُ فِي مَعْنَى الْبَيْعِ
فَإِنْ أَعْطَاهُ لَهُ لَا عَلَى أَنَّهُ أُجْرَةٌ بَلْ صَدَقَةٌ لَمْ يَحْرُمْ
وَلَهُ اِهْدَاؤُهُ. (حاشية
البجوري : ج 2، ص 302)
“(Haram
menjadikan daging hewan qurban sebagai upah bagi penyembelih) maksudnya, tidak
boleh memberikan daging hewan qurban sebagai upah akan tetapi dijadikan sebagai
shodaqoh, maka itu tidak haram” (Hasyiah
al-Bajuri, 2:302).
وَلَا يَجُوْزُ جَعْلُهُ أُجْرَةً
لِلْجَزَّارِ وَإِنْ كَانَتْ تَطَوُّعًا بَلْ يَتَصَدَّقُ بِهِ الْمُضَحِّي أَوْ
يَتَّخِذُ مِنْهُ مَا يُنْتَفَعُ بِهِ مِنْ خَفٍّ أَوْ نَعْلٍ أَوْ دَلْوٍ أَوْ
غَيْرِهِ وَلَا يُؤْجِرُهُ وَالْقَرْنُ كَالْجِلْدِ وَعِنْدَ أَبْي حَنِيْفَةَ
رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ يَجُوْزُ بَيْعُهُ وَيَتَصَدَّقُ بِثَمَنِهِ وَأَنْ
يَشْتَرِيَ بِعَيْنِهِ مَا يُنْتَفَعُ بِهِ فِي الْبَيْتِ لَنَا الْقِيَاسُ عَلَى
اللَّحْمِ. (كفاية
الأخيار في حل غاية الاختصار: ج 2، ص 242)
“Tidak
boleh menjadikan bagian dari hewan qurban sebagai upah bagi penyembelih,
meskipun qurban sunnah, tetapi diperbolehkan bagi orang yang berqurban
memberikannya sebagai shadaqah atau mengambil manfaat dari hewan tersebut
sebagai bahan baku sepatu, sandal, ember dan dia tidak menyewanya, hukum
tanduknya itu seperti hukum kulit. menurut Abu Hanifa Ra, diperbolehkan untuk
menjual dan bershodaqah dengan hasil penjualan. Boleh membeli sesuatu yang
dapat di ambil manfaat untuk kebutuhan rumah dengan menggunakan hasil
penjualan. Bagi mushonnif hal tersebut diqiyaskan seperti daging” (Kifayat
al-Akhyar, 2:242).
Posting Komentar untuk "MEMBERIKAN BAGIAN HEWAN QURBAN SEBAGAI UPAH PENYEMBELIH"