MENGHADIRI UNDANGAN WALIMAH DALAM KEADAAN BERPUASA

MENGHADIRI UNDANGAN WALIMAH DALAM KEADAAN BERPUASA

Hukum menghadiri walimah adalah wajib, namun bagi orang yang berpuasa menjadi tantangan tersendiri untuk menghadiri walimah, karena pada acara walimah banyak tersaji hidangan sehingga apabila menghadirinya pasti disuguhkan makanan oleh shohibul hajat. Hal ini menyebabkan kebingungan antara menikmati makanan dengan alasan menghormati shohibul hajat atau meneruskan puasa.

Bagaimana hukum menghadiri walimah dalam keadaan berpuasa?

Wajib menghadiri walimah

Wajib menghadiri walimah bagi siapa pun yang diundang termasuk bagi orang yang berpuasa, adapun memakan suguhan yang dihidangkan itu ada 2 pilihan:

1.      Jika puasa sunnah maka boleh meneruskan atau membatalkan puasa dengan menikmati hidangan yang disuguhkan.

2.      Jika puasa wajib maka tidak boleh membatalkan puasa.

)فَصْلٌ) وَمَنْ حَضَرَ الطَّعَامَ فَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَفِيهِ وَجْهَانِ (أَحَدُهُمَا) يَلْزَمُهُ أَنْ يَأْكُلَ، لِمَا رَوَى أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ (إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا دَعَى أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَأْكُلْ، وَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ) (وَالثَّانِى) لَا يَجِبُ لِمَا رَوَى جَابِرٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (إِذَا دَعَى أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ) وَانْ دُعِيَ وَهُوَ صَائِمٌ لَمْ تَسْقُطْ عَنْهُ ‌الَاجَابَةُ ‌لِلْخَبَرِ، وَلِاَنَّ الْقَصْدَ التَّكْثِيرُ وَالتَّبَرُّكُ بِحُضُورِهِ، وَذَلِكَ يَحْصُلُ مَعَ الصَّوْمِ، فَإِنْ كَانَ الصَّوْمُ فَرْضًا لَمْ يُفْطِرْ لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (وَانْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ) وَانْ كَانَ تَطَوُّعًا فَالْمُسْتَحَبُّ أَنْ يُفْطِرَ، لِانَّهُ يَدْخُلُ السُّرُورَ عَلَى مَنْ دَعَاهُ، وَانْ لَمْ يُفْطِرْ جَازَ لِاَنَّهُ قُرْبَةٌ فَلَمْ يَلْزَمْهُ تَرْكُهَا، وَالْمُسْتَحَبُّ لِمَنْ فَرَغَ مِنْ الطَّعَامِ أَنْ يَدْعُوَ لِصَاحِبِ الطَّعَامِ (المجموع شرح المهذب : ج 20 ص 112(

“(Fasal) Barangsiapa menghadiri acara makan-makan, sedangkan dia sedang tidak berpuasa, maka ada dua pendapat. (pendapat pertama) dia wajib memakannya karena ada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Rasulullah Saw berkata: Jika ada di antara kalian yang diundang untuk makan, maka datangilah. Jika dia sedang tidak berpuasa, maka makanlah, dan jika dia berpuasa, biarkan dia berdoa untuk berkah”. (Pendapat kedua) tidak wajib makan karena ada hadits yang diriwayatkan Jabir Ra. Dia berkata, Rasulullah Saw berkata: (Jika salah satu dari kalian diajak makan, maka dia harus mendatanginya, jika dia ingin memakan maka dia boleh memakannya dan jika dia ingin tidak makan maka dia meninggalkanya). jika seseorang diundang sedangkan dia berpuasa, maka dia tetap wajib datang karena tujuannya adalah memperbanyak pahala dan mengambil berkah dari kehadiranya. Sehingga hal tersebut tetap bisa diraih meskipun dalam kondisi puasa. Namun , jika puasa fardhu maka dia tidak boleh membatalkannya karena perkataan nabi: Jika dia sedang berpuasa maka biarkan dia berdoa untuk berkah. Jika dia puasa sunnah maka disunnahkan untuk membatalkannya, karena untuk membahagiakan orang yang telah mengunndangnya. Jika dia tidak membatalkan puasanya maka boleh karena puasa termasuk ibadah maka dia tidak wajib meninggalkannya dan disunnahkan bagi orang yang selesai makan untuk mendoakan shahib al-Tha'am(pemilik makanan)” (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 2:112).


Posting Komentar untuk "MENGHADIRI UNDANGAN WALIMAH DALAM KEADAAN BERPUASA"