Hukum Puasa Weton Untuk Kebaikan Anak
Puasa weton merupakan istilah jawa yang berarti puasa yang dikerjakan bertepatan dengan hari kelahiran seseorang, atau dalam istilah jawanya dikenal dengan puasa weton. Pada umumnya puasa ini rutin dikerjakan orang tua dengan tujuan mendoakan/menirakati anak.
Bagaimana pandangan islam dengan hal tersebut?
Boleh dan dianggap baik
Boleh melakukan puasa weton sebagai bentuk syukur dan dianggap baik. Karena setiap puasa yang dikerjakan sesuai dengan hukum syara’ yang tidak ada tuntunan pelaksanaannya masuk dalam kategori puasa mutlak.
Tidak boleh
Tidak boleh jika menjadikan puasa weton tersebut sebagai perayaan atas hari lahirnya.
وَلَكِنَّ الْأَيَّامَ الَّتِي يَحْدُثُ فِيهَا حَوَادِثُ مِنْ نِعَمِ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ لَوْ صَامَهَا بَعْضُ النَّاسِ شُكْرًا مِنْ غَيْرِ اتِّخَاذِهَا عِيْدًا كَانَ حَسَنًا اسْتِدْلَالًا بِصِيَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشُورَاءَ لَمَّا أَخْبَرَهُ الْيَهُودُ بِصِيَامِ مُوسَى لَهُ شُكْرًا، وَبِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ، قَالَ: " ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ" (فتح الباري: ج ١، ص ١٧٤)
“Akan tetapi hari-hari yang ada kejadian dari nikmat Allah kepada hambanya, jika dilakukan puasa oleh sebagian orang sebagai bentuk syukur tanpa menjadikan sebagai perayaan, maka bagus. Selaras dengan dalil ketika Nabi berpuasa di hari Asyura yang dikabarkan oleh Yahudi dengan puasanya Nabi Musa karena bentuk syukur. Dan dengan sabda Nabi saat ditanya tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab: “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan diberikan wahyu kepadaku.” (Fath Al-Bari, 1:174)
Penulis : Atiqotuz Zakiyyah
Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.
Mushohih : Gus Muhammada, M.Pd
Penyunting : Ibn Dahlan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasan, Zainuddin Abdur Rohman bin Ahmad bin Rajab, Fath Al-Bari, Maktabah Ghuroba’ al-Atsariyah, Madinah: 1996.


Posting Komentar untuk "Hukum Puasa Weton Untuk Kebaikan Anak"