Hukum Mempersiapkan Kain Kafan Untuk Diri Sendiri

Hukum Mempersiapkan Kain Kafan Untuk Diri Sendiri

Kain kafan adalah kain yang dipakai untuk mengkafani jenazah, dalam bentuk tertentu. Sedangkan hukum mengkafani jenazah muslim adalah fardhu kifayah. Setiap manusia memiliki ajal atau kematian yang tidak bisa dihindari dan kita tidak ada yang bisa lari darinya. Maka dari itu, banyak macam-macam usaha yang bisa digunakan sebagai bekal mempersiapkan kematian. Namun bagaimana yang dipersiapkan adalah kain kafan yang dibeli secara sengaja sebelum dia meninggal dan menyimpannya. 

Lantas dari hal tersebut, bagaimana hukum mempersiapkan kain kafan untuk diri sendiri?

  1. Makruh

Makruh seseorang menyimpan kain kafan jika tidak dari harta yang halal atau kain tersebut bekas orang sholih

وَيُكْرَهُ اِتِّخَاذُ الْكَفَنِ اِلَّا مِنْ حِلٍّ اَوْ مِنْ اَثَرٍ صَالِحٍ، وَلِلْوَارِثِ اِبْدَالُهُ فَلَا يَجِبُ عَلَيْهِ تَكْفِينُهُ فِيهِ لِاَنَّهُ يَنْتَقِلُ لَهُ بِالْمَوْتِ، بِخِلَافِ الْقُبْرِ فَاِنَّهُ يُسَنُّ اِتِّخَاذُهُ، وَيَحْرُمُ كِتَابَةُ شَيئٍ مِنَ الْقُرْاَنِ عَلَى الْكَفَنِ صِيَانَةً لَهُ عَنْ صَدِيدِ الْمَوْتَى كَمَا اَفْتَى بِهِ ابْنُ الصَّلَاحِ. (حاشية البا جوري : ج ٢, ص٢٧٠ )

“Makruh menyimpan kain kafan kecuali dari harta yang halal atau yang berasal dari kain bekas orang sholih dan kain kafan dapat digantikan oleh ahli waris, dan tidak diwajibkan baginya untuk mengkafankan mayat, karena kepemilikan itu beralih kepadanya dengan kematian, berbeda dengan kuburan yang disarankan untuk dibuat, dan dilarang menuliskan sesuatu dari Al-Qur'an di atas kain kafan untuk melindunginya dari kerusakan oleh pembusukan mayat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu As-Shalah". ( Hasyiyah al - Bajuri, 2:270). 

  1. Sunnah

Disunnahkan seseorang mempersiapkan kematian, seperti taubat dan menyiapkan perlengkapan kematiannya

وَيُنْدَبُ لَهُ اَنْ يَسْتَعِدَّ لِلْمَوْتِ بِالتَّوْبَةِ، وَهِيَ تَرْكُ الذَّنْبِ، وَالنَّدَمُ عَلَيْهِ، وَتَصْمِيمُهُ عَلَى اَنْ لَا يَعُودَ اِلَيْهِ، وَخُرُوجٌ عَنْ مَظْلَمَةٍ قَدَرَ عَلَيْهَا بِنَحْوِ تَحَلُّلِهِ مِمَّنْ اَغْتَابَهُ اَوْ سَبَّهُ.  (حاشية اعانة الطالبين: ج ٢ , ص ١٧٨)

“Disunnahkan baginya untuk mempersiapkan kematian melalui taubat, yaitu meninggalkan dosa, menyesalinya, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, serta melepaskan diri dari kezaliman yang telah ditakdirkan baginya dengan cara melepaskan diri dari orang yang menggunjing atau menghinanya”. (Hasyiyah I’anah at-Thalibin, 2:178).

( وَمَحَلُّ تَجْهِيزِهِ ) اَيْ الْمَيِّتِ. وَالْمُرَادُ بِالتَّجْهِيزِ : الْمُؤَنُ ، كَاُجْرَةِ التَّغْسِيلِ، وَثَمَنِ الْمَاءِ وَالْكَفَنِ ، وَاُجْرَةِ الْحَفْرِ، وَالْحَمْلِ. (حاشية اعانة الطالبين: ج ٢ , ص٩۰ ١)

“(Dan tempat dipersiapkannya) yaitu mayit. Yang dimaksud dengan persiapan: perlengkapan, seperti biaya mencuci, biaya air dan kain kafan, biaya menggali, dan beban.” (Hasyiyah I’anah at-Thalibin, 2:190).

  1. Boleh

Diperbolehkan atau tidak menjadi masalah  seseorang menyimpan kain kafan dengan tujuan agar dia selalu ingat kematian. Berdasarkan Syarh al-Bukhari Ibnu Bathal, 3/267:

فِيْهِ مِنَ الْفِقْهِ: جَوَازُ إِعْدَادِ الشَّىْءٍ قَبْلَ الْحَاجَةِ إِلَيْهِ، وَقَدْ حَفَرَ قَوْمٌ مِنَ الصَّالِحِيْنَ قُبُوْرَهُمْ بِأَيْدِيْهِمْ لِيُمَثِّلُوْا حُلُولَ الْمَوْتِ فِيْهِمْ، وَأَفْضَلُ مَا يَنْظُرُ فِيْهِ فِى وَقْتِ الْمَهَلِّ وَفَسِحَّةِ الْأَجَلِ الْاِسْتِعْدَادِ لِلْمَعَادِ، وَقَدْ قَالَ (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ) : (أَفْضَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذَكَرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لَهُ اِسْتِعْدَادًا). (شرح صحيح البخاري ابن بطال : ج ٣ , ص ٢٦٧ )

 Di dalamnya terdapat Fiqh: diperbolehkan mempersiapkan sesuatu sebelum dibutuhkan, dan sebagian orang sholih menggali kuburnya dengan tangannya sendiri untuk melambangkan datangnya ajal dalam diri mereka, dan paling bagusnya sesuatu yang difikirkan yaitu pada waktu santai dan jauhnya ajal yang disiapkan untuk bekal  mati, dan Beliau Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Orang-orang yang paling baik imannya adalah mereka yang paling mengingat kematian, dan paling siap menghadapinya”. (Syarh Shahih al-Bukhari Ibnu Bathal, 3:267).

Penulis : Wafiq Azizah

Perumus : Ust. Muhammad Faishol, S.Pd.

Mushohih : Ust. M. Faidlus Syukri, S.Pd.




Penyunting : Ahmad Muzammilul Hannan


DAFTAR PUSTAKA

Al-Bajuri, Ibrahim bin Muhammad. Hasyiyah Al-Bajuri sebanyak 4 jilid. Beirut, Lebanon: Dar al-Minhaj, 2016.

Al-Dimyati, Abi Bakar Usman bin Muhammad Shatta. Hasyiyah I’anah at-Thalibin sebanyak 4 jilid. Beirut: Daar al-Kutub, 2018.

Ibnu Battal, Abu al-Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik. Syarh Shahih al-Bukhari Ibnu Battal. Arab Saudi: Perpustakaan Al-Rushd, 2003.

====================

====================

===================

===================




Posting Komentar untuk "Hukum Mempersiapkan Kain Kafan Untuk Diri Sendiri"