Tata Cara Mencuci Pakaian Laundry

 

Tata Cara Mencuci Pakaian Laundry

Pada zaman sekarang banyak sekali jasa mencuci pakaian yang biasa disebut dengan jasa laundry. Banyak para jasa laundry mempergunakan mesin cuci dalam mencuci pakaian, di mana antara pakaian 1 orang  dengan lainnya terkumpul menjadi 1 dan digiling dalam 1 mesin cuci. Mengingat semakin pesatnya perkembangan teknologi pada zaman sekarang, mesin cuci muncul dengan tipe yang berbeda-beda. Dengan begitu tentu setiap tipe memiliki teknik tersendiri dalam mencuci pakaian. Dengan berbagai tipe mesin cuci tidak semua jasa laundry memahami tentang tata cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci  yang sesuai dengan aturan kesucian dalam islam. Maka dari itu terdapat beberapa tata cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci. Lantas  bagaimanakah cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci ?

Mesin cuci merupakan rangkaian mesin yang digunakan untuk mencuci pakaian. Sesuai  perkembangan zaman mesin cuci terbagi menjadi 2 jenis, yaitu mesin cuci otomatis dan manual, diantaranya sebagai berikut:

  1. Mesin cuci otomatis 

Dalam jenis mesin cuci otomatis, mesin cuci bekerja sepenuhnya otomatis untuk melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan hanya dengan menekan 1 tombol. Mesin cuci otomatis memiliki 1 tabung yang berfungsi sebagai mesin pencuci, pembilas pakaian dan juga pengering. Adapun cara bekerja mesin cuci otomatis, diantaranya adalah sebagai berikut: 

  1. Masukkan seluruh pakaian dalam mesin cuci

  2. Mesin cuci akan diisi air melalui dispenser deterjen pada program dan pengaturan suhu yang telah dipilih.

  3. Saat tabung sudah penuh, pakaian akan dibilas dengan air sabun menggunakan impeller, agitator, atau drum yang berputar.

  4. Air sabun akan diguyur dengan air bersih hingga pakaian benar-benar bersih. Dimana dalam tabung tersebut terdapat saluran air yang terus mengalir sampai busa pada pakaian tersebut hilang.

  5. Terakhir, tabung akan berputar dengan kecepatan tinggi, untuk membuang kelebihan air pada pakaian atau biasa disebut dengan pengering.

Sebagaimana keterangan di bawah ini : 

وَالْغَسَالَاتُ نَوْعَانِ: نَوْعٌ يُسَمُّوْنَهُ أَوْتُوْمَاتِيْكِيَّ يُرَدُّ إِلَيْهَا الْماَءُ ثُمَّ يُنْصَرَفُ فَيُرَدُّ مَاءٌ جَدِيْدٌ ثُمَّ يَتَكَرَّرُ الْمَاءُ عِدَّةَ مَرَّاتٍ فَهَذَا لاَخِلَافَ فِيْهِ فِيْ طَهَارَةِ الْمَلَابِسِ (شرح الياقوت النفيس: ص ٩٨-٩٩)

“Mesin cuci terbagi menjadi dua. Pertama, mesin cuci yang otomatis, yaitu air dialirkan pada mesin cuci lalu dialirkan keluar dari mesin cuci, setelah itu dialirkan kembali air baru dan dialirkan keluar, begitu juga seterusnya. Maka dalam mesin cuci jenis demikian tidak ada perbedaan pendapat antar ulama dalam sucinya pakaian yang dicuci pada mesin cuci jenis ini. (Syarh al-Yaqut al-Nafis: 98-99)

  1. Mesin cuci manual

Mesin cuci manual, yaitu mesin cuci yang terdiri dari 2 tabung 1 tabung untuk mencuci pakaian dan 1 tabung untuk mengeringkan pakaian, mesin cuci manual menyimpan air sedikit (kurang dari dua qullah), yang nantinya air tersebut digunakan untuk membasuh pakaian yang suci dan najis, lalu air tersebut dialirkan keluar, dan basuhan air dalam mesin cuci ini dikatakan cukup dengan dua kali basuhan. Adapun tata cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci manual, diantaranya sebagai berikut :

  1. Masukkan pakaian kedalam mesin cuci

  2. Isi tabung pencuci dengan air secukupnya atau sesuai petunjuk mesin cuci

  3. Masukkan deterjen ke dalam mesin cuci atau juga bisa menambahkan pewangi pakaian

  4. Pilih pengaturan siklus mencuci, gunakan siklus pencucian sesuai dengan jenis pakaian

  5. Setelah satu siklus pencucian selesai keluarkan air dari tabung

  6. Isi kembali air tabung dengan air bersih untuk membilas pakaian atau memastikan bahwa busa (air sabun) itu sudah hilang atau bisa juga dengan mengguyurkan air pada pakaian tersebut hingga busa benar-benar sudah hilang.

  7. Pindahkan pakaian yang telah dibilas kedalam tabung pengering

  8. Pilih pengaturan untuk siklus pengeringan 


Sebagaimana keterangan  di bawah ini :

 وَالنَّوْعُ الثَّانِيْ مِنَ الْغَسَالَاتِ عَادِيْ وَتِلْكَ يُوْضَعُ الْمَاءُ فِيْهَا وَهُوَ دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ وَتُغْسَلُ بِهِ الْمَلاَبِسُ الطَّاهِرَةُ وَالنَّجَسَةُ ثُمَّ يَصْرِفُوْنَهُ فَيَبْقَى شَيْءٌ مِنْهُ فِيْ الْغَسَالَةِ وَالثِّيَابِ مُبَلَّلَةٌ مِنْهُ فَيَصُبُّوْنَ عَلَيْهِ مَاءً آخَرَ فَوْقَ الْبَاقِيْ الْمُتَنَجِّسِ ثُمَّ يَكْتَفُوْنَ بِالْغَسْلَتَيْنِ. (شرح الياقوت النفيس: ص ٩٩)

“Mesin cuci jenis yang kedua adalah mesin cuci biasa, yaitu mesin cuci yang didalamnya dimasukkan air yang kurang dari dua qullah, lalu pakaian yang suci dan najis dicuci di dalamnya, kemudian dikeluarkan pakaian tersebut, sehingga sebagian masih tertinggal di dalam. mesin cuci dan pakaian menjadi basah, lalu mereka menuangkan air lagi di atas sisa yang najis, lalu mereka puas dengan dua kali pencucian. (Syarh al-Yaqut al-Nafis: 99)

Dapat disimpulkan bahwa hal penting yang perlu diperhatikan saat mencuci pakaian menggunakan mesin cuci manual maupun otomatis adalah dapat dipastikan kesuciannya jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :  

  1. Apabila pada pakaian terdapat najis, maka najisnya harus dihilangkan terlebih dahulu. Dengan begitu perlu adanya pemisahan antara pakaian yang najis dan tidak. Dengan tujuan agar najis tidak menyebar pada seluruh pakaian.

  2. Perlu adanya guyuran air yang mengalir pada seluruh cucian pada saat proses pembilasan terakhir, sebelum pakaian masuk pada pengering. baik melalui kran, selang air, gayung dan lainnya.


Sebagaimana keterangan di bawah ini : 

(وَيُشْتَرَطُ وُرُودُ الْمَاءِ) عَلَى الْمَحَلِّ إنْ كَانَ قَلِيلًا فِي الْأَصَحِّ لِئَلَّا يَتَنَجَّسَ الْمَاءُ لَوْ عُكِسَ لِمَا عُلِمَ مِمَّا سَلَفَ أَنَّهُ يَنْجُسُ بِمُجَرَّدِ وُقُوعِ النَّجَاسَةِ فِيهِ. وَالثَّانِي وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ سُرَيْجٍ: لَا يُشْتَرَطُ؛ لِأَنَّهُ إذَا قَصَدَ بِالْغَمْسِ فِي الْمَاءِ الْقَلِيلِ إزَالَةَ النَّجَاسَةِ طَهُرَ كَمَا لَوْ كَانَ الْمَاءُ وَارِدًا بِخِلَافِ مَا إذَا أَلْقَتْهُ الرِّيحُ (مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج: ج١، ص٢٤٢)

“Disyaratkan untuk mengalirkan air di suatu tempat untuk membersihkan najis. Menurut qoul ashoh, jika jumlah air sedikit maka dengan cara mengalirkan air ketempat najis, jika sebaliknya najis mendatangi air seperti yang telah diketahui dari sesuatu yang telah lewat bahwa air tersebut menjadi mutanajis sebab kejatuhan najis. Menurut pendapat kedua yang diungkap oleh ibn suraij yaitu tidak disyaratkan mengalirkan air karena jika berniat memasukkan ke dalam air yang sedikit dengan tujuan untuk menghilangkan najis maka hukumnya menjadi suci. Hal tersebut sama seperti mengalirkan air, berbeda ketika najis jatuh kedalam air”.

(Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfadzi al-Minhaj, 1:242)

وَيُشْتَرَطُ فِيْ غَسْلِ الْمُتَنَجِّسِ وُرُوْدُ الْمَاءِ عَلَيْهِ إِنْ كَانَ قَلِيْلًا، فَإِنْ عُكِسَ لَمْ يَطْهُرْ. أَمَّا الْمَاءُ الْكَثِيْرُ فَلَا فَرْقَ بَيْنَ كَوْنِ الْمُتَنَجِّسِ وَارِدًا أَوْ مَوْرُوْدًا (فتح القريب: ص ٥٧)   

 “Dalam mencuci benda yang terkena najis disyaratkan adanya air pada benda tersebut. Hal ini berlaku pada air yang sedikit. Apabila sebaliknya, maka belum dinyatakan suci. Adapun air yang banyak, maka tidak ada perbedaan antara keadaan air yang sedikit atau banyak”. (Fath al-Qarib: 57)


Penulis : Fira Agestina Rachmawati

Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.

Mushohih : Ust. Durrotun Naskhin, M.Pd.




Penyunting : Ahmad Muzammilul Hannan


DAFTAR PUSTAKA

Al-Syatiri, Umar bin Ahmad. Syarh al-Yaqut al-Nafis: Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon, 1427.

Al-Syarbini, Syamsuddin Muhammad Bin Muhammad Al-Khatib. Mughni al-Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’ani Alfadzi Manhaj sebanyak 6 jilid : Dar al-Kotob al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon, 1994.

Qosim bin Muhammad, Muhammad bin Muhammad Abu Abdullah Syamsuddin Ghozi. Fath al-Qarib al-Mujib. Sebanyak 1 jilid : Dar Ibnu Khazim, Beirut, Lebanon, 1425.


==================================

==================================

==================================


Posting Komentar untuk "Tata Cara Mencuci Pakaian Laundry "