Hukum Mencuci Pakaian Ghairu Mahram
Jasa laundry di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat, sejalan dengan gaya hidup yang semakin sibuk dikalangan masyarakat. Hal ini terjadi karena tingginya tekanan pekerjaan sehingga membuat masyarakat disibukkan dengan pekerjaannya. Dengan begitu banyak diantara mereka yang berinvestasi dalam bidang jasa terutama jasa laundry, ART (Asisten rumah tangga) dan lainnya untuk meringankan pekerjaan rumah tangga. Dengan begitu jasa laundry ataupun ART harus mencuci pakaian majikannya yang tentunya ghairu mahram.
Bagaimana hukum mencuci pakaian ghairu mahram ?
Haram
Jika dalam mencuci pakaian tersebut dapat menimbulkan syahwat. Karena melihat sesuatu yang bisa menimbulkan syahwat, walaupun itu benda maka hukumnya haram.
نَظَرُ الرَّجُلِ إلِىَ الْاَمْرَدِ الْجَمِيْلِ فَإِنْ كَانَ بِشَهْوَةٍ فَهُوَ حَرَامٌ بِا الْاِجْمَاعِ وَلَا يُخْتَصُّ ذَلِكَ بِا الْاَمْرَدِ الْجَمِيْلِ بَلْ النَّظْرُ بِشَهْوَةٍ حَرَامٌ لِكُلِّ مَا لاَ يَجُوْزُ الْاِسْتِمْتَاعُ بِهِ وَلَوْ جَمَادًا كَانَ يَنْظُرُ إِلَى الْعُمُوْدِ بِشَهْوَةٍ(حاشية الباجوري: ج٢، ص١٧٩)
“jika seorang pria melihat sesuatu yang indah dengan syahwat, maka itu diharamkan menurut kesepakatan ulama’. Hal ini tidak hanya berlaku untuk sesuatu yang indah, tetapi melihat segala sesuatu yang tidak boleh dinikmati, bahkan jika itu adalah sesuatu yang tidak bernyawa, seperti melihat tiang dengan syahwat maka hal itu diharamkan”. (Hasyiyah al-Bajuri, 2:179)
Keterangan ini diperluas lagi bahwa keharaman itu tidak hanya melihat saja akan tetapi juga menyentuhnya.
كُلُّ مَا حَرُمَ النَّظَرُ إِلَيْهِ حَرُمَ مَسُّهُ وَالْإِفْضَاءُ إِلَيْهِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ.(الغاية في اختصار النهاية: ج ٥، ص٨٤)
“Segala sesuatu yang diharamkan untuk dilihat, maka diharamkan juga untuk disentuh atau dilakukan dengan tanpa adanya penghalang”. (Al-Ghayah fi Ikhtishar al-Nihayah, 5:84)
Mubah
Diperbolehkan melakukan akad ijarah atau melakukan sesuatu yang bermanfaat seperti menyewa seseorang orang untuk menjahitkan baju atau mencuci pakaian, dengan syarat diantara keduanya telah sepakat.
وَيَجُوْزُ عَلَى مَنْفَعَةِ عَيْنٍ حَاضِرَةٍ مِثْلُ أَنْ يَسْتَأْجِرَ ظَهرًا بِعَيْنِهِ لِلرُّكُوْبِ وَيَجُوْزُ عَلَى مَنْفَعَةِ عَيْنٍ فِيْ الذِّمَّةِ مِثْلُ أَنْ يَسْتَأْجِرَ فِيْ الذِّمَّةِ لِلرُّكُوْبِ وَيَجُوْزُ عَلَى عَمَلٍ مُعَيَّنٍ مِثْلُ أَنْ يَكْتَرِيَ رَجُلاً لِيُخَيِّطَ لَهُ ثَوْباً أَوْ يَبْنِيَ لَهُ حَائِطًا وَيَجُوْزُ عَلَى عَمَلٍ فِيْ الذِّمَّةِ مِثْلُ أَنْ يَكْتَرِيَ رَجُلاً لِيَحْصُلَ لَهُ خِيَاطَةَ ثَوْبٍ أَوْ بَنَاءَ حَائِطٍ لِأَنَّا بَيَّنَّا أَنَّ الْإِجَارَةَ بَيْعٌ وَالْبَيْعُ يَصِحُّ فِيْ عَيْنٍ حَاضِرَةٍ وَمَوْصُوْفَةٍ فِيْ الذِّمَّةِ فَكَذَلِكَ الْإِجَارَةُ. (المهذب في فقه الإمام الشافعي: ج٢، ص٢٤٤)
“Boleh melakukan sesuatu yang bermanfaat secara langsung seperti halnya menyewa kendaraan untuk tujuan yang jelas. Boleh melakukan sesuatu yang bermanfaat yang masih dalam tanggungan seperti halnya menyewakan kendaraan yang masih dalam tanggungan. Boleh melakukan sesuatu pekerjaan yang ditentukan seperti menyewa seseorang untuk menjahitkan baju atau membangunkan dinding. Boleh melakukan sesuatu yang masih dalam tanggungan seperti menyewa seseorang untuk menyelesaikan penjahitan baju atau membangun dinding. Karena diantara keduanya termasuk ijaroh maka hukum nya boleh melakukan sesuatu secara langsung dan sesuatu yang masih dalam tanggungan.
(Al-Muhadzab fi Fiqh al-Imam al-Syafi’i, 2:244)
Penulis : Fira Agestina Rachmawati
Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.
Mushohih : Ust. Durrotun Naskhin, M.Pd.
Penyunting : Ibn Dahlan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bajuri, Ibrahim. Hasyiyah al-Bajuri, sebanyak 2 Jilid : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon.
Abdul Aziz, Izzuddin bin Abdus Salam. Ghayah fi Ikhtisar al-Nihayah, sebanyak 8 Jilid : Dar al-Nawadir, Beirut, Lebanon, 1437 H.
Al-Syairazi, Abu Ishaq Ibrahim Bin Ali Bin Yusuf. Muhadzab fi Fiqh al-Imam al-Syafi’i, sebanyak 3 jilid : Dar al-Kotob al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon.




Posting Komentar untuk "Hukum Mencuci Pakaian Ghairu Mahram"