Hukum Menjual Rambut Manusia

Hukum Menjual Rambut Manusia

Sebagaimana yang kita jumpai, banyak diantara orang membuka usaha Barbershop. Ada sebagian pengusaha Barbershop yang menjual rambut bekas cukur orang lain dan terkadang digunakan sebagai rambut pasangan.

Menyikapi kejadian tersebut, bagaimana hukum menjual rambut yang sudah lepas atau putus dari asalnya (kepala)?

Haram menjual anggota yang terputus dari tubuh seorang manusia.

وَاحْتَجَّ اَلْمَانِعُوْنَ بِاَنَّهُ لَا يُبَاعُ فِى اْلعَادَةِ وَبِاَنَّهُ فَضْلَةُ ﺁدَمِيٍّ فَلَمْ يَجُزْ بَيْعُهُ كَالدَّمْعِ وَاْلعَرَقِ وَالْمُخَاطِ وَبِاَنَّ مَا لَايَجُوْزُ بَيْعُهُ مُتَّصِلاً لَايَجُوْزُ بَيْعُهُ مُنْفَصِلًا كَشَعْرِاْلَادَمِيِّ وَلِاَنَّهُ لَايُؤْكَلُ لَحْمُهَا فَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ لَبَنِهَا كَاْلَاتَانِ. (المجموع شرح المهذب: ج ٩, ص ٢٥٤)

“Sebagian ulama’ berhujjah bahwasannya beliau melarang untuk memperjual belikan susu, karena adatnya susu itu tidak untuk dijual juga merupakan kelebihan manusia maka tidak dijual sebagaimana air mata, keringat dan ingus serta sesuatu yang tidak boleh dijual ketika bersambung itu juga tidak boleh dijual saat terputus seperti rambut manusia juga karena dagingnya tidak boleh dimakan maka tidak boleh menjual air susunya seperti keledai betina”. (al-Majmu’Syarh al-Muhadzab, 9:254).

Alasan diharamkannya karena manusia adalah makhluk yang mulia, bukan sesuatu yang rendah. Diterangkan dalam kitab Al-Hidayah fi Syarh Bidayah al-Mubtadi juz 3 halaman 46 :

(قَالَ: (وَلَا يَجُوزُ بَيْعُ شُعُورِ الْإِنْسَانِ وَلَا اْلِانْتِفَاعُ بِهَا) لِأَنَّ الْآدَمِيَّ مُكْرَمٌ لَا مُبْتَذَلٌ فَلَا يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ شَيْءٌ مِنْ أَجْزَائِهِ مُهَانًا وَمُبْتَذَلًا وَقَدْ قَالَ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: (لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ). (الهداية في شرح بداية المبتدي: ج ٣ , ص ٤٦)

“Dia berkata: "(Tidak boleh menjual bagian rambut manusia dan tidak boleh memanfaatkannya), karena manusia adalah makhluk yang mulia, bukan sesuatu yang rendah. Oleh karena itu, tidak boleh ada bagian dari dirinya yang dihina dan dianggap rendah. Rasulullah SAW juga bersabda: (Allah melaknat orang yang menyambung rambut dan orang yang minta di sambung rambutnya)". (Al-Hidayah fi Syarh Bidayah Al Mubtadi, 3:46)

Hukum Pemanfaatan rambut manusia  

  1. Tidak boleh

Jika pemanfaatannya digunakan sebagai rambut palsu/wig 

(قَوْلُهُ: كَوَصْلِ الْمَرْأَةِ) مِثْلُهَا الرَّجُلُ. وَحَاصِلُهُ أَنَّ وَصْلَ الْمَرْأَةِ شَعْرَهَا بِشَعْرٍ نَجِسٍ، أَوْ شَعْرِ آدَمِيٍّ حَرَامٌ مُطْلَقًا سَوَاءٌ كَانَ طَاهِرًا أَمْ نَجِسًا مِنْ شَعْرِهَا أَوْ شَعْرِ غَيْرِهَا بِإِذْنِ الزَّوْجِ أَوْ السَّيِّدِ أَمْ لَا. وَأَمَّا وَصْلُهَا بِشَعْرِهَا مِنْ غَيْرِ آدَمِيٍّ أَذِنَ فِيهِ الزَّوْجُ، أَوْ السَّيِّدُ جَازَ وَإِلَّا فَلَا، كَمَا يُؤْخَذُ جَمِيعُهُ مِنْ م ر وَالشَّوْبَرِيِّ وَقَوْلُهُ: مِنْ شَعْرِهَا لِأَنَّهُ بِانْفِصَالِهِ مِنْهَا صَارَ مُحْتَرَمًا تَجِبُ مُوَارَاتُهُ ع ش عَلَى م ر. (حاشية البجيرمي على شرح المنهج: ج ١، ص ٢٣٩)

“Pernyataannya: seperti menyambung rambut wanita, demikian juga menyambung rambut pria. Intinya adalah bahwa menyambung rambut wanita, baik rambutnya bersentuhan dengan rambut najis atau rambut manusia itu haram secara mutlak, sama-sama diharamkan. Hal ini berlaku apakah rambutnya itu bersih atau najis dari rambutnya atau rambut orang lain, baik dengan izin suami atau tidak. Adapun menyambung rambut wanita dengan rambut bukan manusia, itu diizinkan dengan izin suami atau tuan, dan jika tidak maka tidak diizinkan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh al-Syaubari : dari rambutnya, karena dengan pemisahan darinya, rambut tersebut menjadi dihormati oleh pemiliknya dengan syariat.” (Hasyiyah al-Bujairamy ‘ala Syarh al-Minhaj, 1:239)

  1. Boleh

Boleh dimanfaatkan tetapi tidak boleh dijual, bisa digunakan sebagai pupuk tanaman, senar dalam alat musik, dan lain-lain. 

(وَيَصِحُّ بَيْعُ كُلِّ طَاهِرٍ مُنْتَفَعٍ بِهِ مَمْلُوكٍ، وَلَا يَصِحُّ بَيْعُ عَيْنٍ نَجِسَةٍ : وَمَالَا مَنْفَعَةَ فِيهِ ) : اِعْلَمْ اِنَّ الْمَبِيعَ لَا بُدَّ اَنْ يَكُونَ صَالِحًا لِاَنْ يَعْقَدَّ عَلَيْهِ : وَلِصِلَاحِيَّتِهِ شُرُوطٌ خَمْسَةٌ : أَحَدُهَا كَوْنُهُ طَاهِرًا. الثَّانِي أَنْ يَكُونَ مُنْتَفَعًا بِهِ. الثَّالِثُ أَنْ يَكُونَ الْمَبِيعُ مَمْلُوكًا لِمَنْ يَقَعُ الْعَقْدُ لَهُ وَهَذِهِ الثَّلَاثَةُ ذَكَرَهَا الشَّيْخُ، الشَّرْطُ الرَّابِعُ الْقُدْرَةُ عَلَى تَسْلِيمِ الْمَبِيعِ، الْخَامِسُ كَوْنُ الْمَبِيعِ مَعْلُومًا فَإِذَا وُجِدَتْ هَذِهِ الشُّرُوطُ صَحَّ الْبَيْعُ وَاحْتَرَزَ بِالطَّاهِرِ عَنْ نَجسِ الْعَيْنِ وَقَدْ ذَكَرَهُ فَلَا يَصِحُّ بَيْعُ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْكَلْبِ وَالْأَصْنَامِ لِقَوْلِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار : ج ١، ص ٢٤١)

“(Dibolehkan menjual sesuatu yang suci dan mempunyai manfaat yang dimiliki, dan tidak boleh menjual sesuatu yang najis atau tidak ada manfaatnya). Ketahuilah bahwa barang yang dijual itu harus layak untuk dijual. Ada lima syarat : salah satunya adalah ia suci. Yang kedua adalah ada manfaat darinya. Syarat ketiga, barang yang dijual itu adalah milik orang yang membuat akad, dan ketiga syarat ini telah disebutkan oleh Syaikh, syarat keempat adalah kesanggupan menyerahkan barang yang dijual, syarat kelima barang yang dijual itu sah. Jika syarat-syarat ini terpenuhi, maka jual belinya sah, dan hendaknya berhati-hati terhadap yang najis dan tidak sah menjual arak, bangkai hewan, babi, anjing, dan berhala, sesuai dengan apa yang Nabi sabdakan.” (Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayah al-Ikhtishar, 1: 241)

Penulis : Wafiq Azizah

Perumus : Ust. Muhammad Faishol, S.Pd.

Mushohih : Ust. M. Faidlus Syukri, S.Pd.




Penyunting : Ibn Dahlan


DAFTAR PUSTAKA

Al-Nawawi, Abi Zakaria Yahya bin Syarifuddin. Al-majmu' Syarh al-Muhadzab sebanyak 27 jilid. Jakarta : Pustaka Azzam, 2009

Abdul Jalil, Ali bin Abi Bakar. Al-Hidayah fi Syarh Bidayah al-Mubtadi sebanyak 4 jilid. Beirut: Daar ihya’ at turots, 593 H

Al-Bujairami, Sulaiman bin Umar bin Muhammad. Hasyiyah al-Bujairamy ‘ala Syarh al-Minhaj sebanyak 4 jilid. Beirut: Dar al Fikr

Ad-Dimasyq, Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad Al Hushni Al Husaini. Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar. Jakarta: Pustaka Azzam, 2016

==============================

==============================

==============================

==============================




Posting Komentar untuk "Hukum Menjual Rambut Manusia"