Terkadang seseorang dalam melakukan kewajiban berpuasa Ramadlan ada
udzur (hal-hal yang membolehkan untuk tidak melaksanakannya), akan
tetapi dia masih mempunyai kewajiban untuk menggantinya di lain hari. Jika
orang tersebut melakukan qadha’ Ramadlan bersamaan dengan berpuasa sunnah
dengan niat mengqadla’ puasa Ramadlan, bagaimanakah hukum dari niat
tersebut?
Dalam masalah ini para ulama’ berpendapat sesuai dengan kadar
keyakinan seseorang yang meninggalkan puasa tersebut.
a. Tidak sah, puasa sunnah dengan diniati mengqadla’ puasa Ramadlan,
jika orang tersebut masih ragu bahwa dia pernah meninggalkan puasa Ramadlan,
jadi lebih baik cukup diniati satu puasa sunnah saja.
b.
Boleh dan sah,
puasa sunnah dengan diniati mengqadla puasa Ramadlan. Kalau memang benar-benar
pernah meninggalkan puasa Ramadlan.
وَيُؤْخَذُ مِنْ مَسْأَلَةِ اْلوُضُوْءِ
هذِهِ اِنَّهُ لَوْشَكَّ اَنَّ عَلَيْهِ قَضاَءٌ مَثَلاً فَنَوَاهُ اِنْ كاَنَ وَاِلاَّ فَتَطَوُّعٌ صَحَّتْ نِيَّتُهُ اَيْضاً وَحَصَلَ لَهُ اْلقَضَاءُ
بِتَقْدِيْرِ وُجُوْدِهِ بَلْ وَاِنْ باَنَ اِنَّهُ عَلَيْهِ وَاِلاَّ حَصَلَ لَهُ
التَّطَوُّعُ كَمَا يَحْصُلُ فِى مَسْأَلَةِ الْوُضُوْءِ اِلَى اَنْ قَالَ: وَبِهَذَا يَعْلَمُ اَنَّ الْاَفْضَلَ
لِمُرِيْدِ التَّطُوُّعُ بِالصَّوْمِ اَنْ يَنْوِىَ الْوَاجِبَ اِنْ كاَنَ عَلَيْهِ
وَاِلاَّ فَالتَّطَوُّعُ لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ اِنْ كاَنَ (الفتاوى الكبرى
كتاب الصوم، ج 2 ص 50)
Dapat dipahami dari masalah wudlu’ ini
bahwasanya jika ragu-ragu ia punya kewajiban yang harus diqadla’, maka dia
harus berniat mengqadla’nya. Jika tidak kemudian dia shalat sunnah, maka
niatnya tetap sah dan qadla’nyapun terbayar bahkan seandainya jelas bahwa dia
memang mempunyai kewajiban qadla’, jika tidak, maka dia memperoleh sunnah
sebagaimana dalam masalah wudlu’…. Dengan demikian diketahui, bahwa yang lebih
baik bagi orang yang ingin niat sunnah dalam puasanya, maka dia berniat puasa
wajib jika memang ada kewajiban terhadapnya, jika tidak maka dia niat puasa
sunnah agar memperoleh apa yang menjadi kewajiban terhadapnya. (al-Fatawi
al-Kubra, Bab Kitab as-Shaum, juz 2, hal. 50)
Posting Komentar untuk "Puasa Sunnah dengan Niat Qadla’ Ramadlan"