Terdapat suatu tradisi di kalangan
umat Islam, yaitu setelah shalat berjama’ah (selesai salam dalam shalat), para
jamaah saling bersalaman. Bagaimanakah hukum dari bersalaman setelah shalat
berjama’ah, adakah dalil yang menerangkannya?
Pada dasarnya dalil yang menerangkan
bersalaman setelah shalat berjama’ah secara khusus tidak ada. Akan tetapi,
bersalaman setelah shalat itu hukumnya:
a. Boleh, apabila sebelum shalat mereka sudah bertemu.
b. Sunnah, apabila sebelum shalat mereka belum
bertemu. Sebagai-mana dalil berikut ini:
وَالْمُخْتَارُ
أَنْ يُقَالَ إِنْ صَافَحَ مَنْ كاَنَ مَعَهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَمُباَحَةٌ كَمَا
ذَكَرَناَ وَإِنْ صَافَحَ مَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ عِنْدَ اللِّقَاءِ فَسُنَّةٌ
بِاْلإِجْمَاعِ لِـْلأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ فِيْ ذَلِكَ (المجموع شرح المهذب
للنووى، ج 3، ص 470)
Pendapat yang dipilih adalah: Apabila salaman
dilakukan dengan orang yang bersamanya sebelum shalat, maka hukum salaman
setelah shalat adalah mubah. Namun, apabila salaman dilakukan dengan orang yang
tidak ber-samanya sebelum shalat, maka hukum salaman adalah sunnah, berdasarkan
ijma’ karena ada hadits yang shahih yang menerangkannya. (al-Majmu’ Syarh
al-Muhadzab lii an-Nawawi, juz 3, hal.
470)
Adapun hadits yang menerangkan tentang dianjurkannya saling
bersalaman ketika sedang bertemu sanak famili, saudara maupun teman adalah
sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ: مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
فَيَتَصَافَحَانِ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا. رواه أحمد في
مسنده وأبو داود والترمذى وابن ماجة والضياء عن البراء (جامع الصغير، ص 249)
Rasulullah Saw. bersabda: Tidaklah dua orang
muslim bertemu kemudian mereka bersalaman kecuali keduanya pasti akan diampuni
(dosanya) sebelum mereka berpisah. HR. Imam Ahmad dalam musnadnya, Abu Dawud,
At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Dhiya’ dari Barra’. (Jami’ as-Shaghir, hal 249)
0 Response to "Hukum Salaman Setelah Shalat Berjama’ah"
Posting Komentar