Kesaksian Terhadap Jenazah

     Ketika jenazah hendak diberangkatkan ke pemakaman dilakukan acara ibro’ terlebih dahulu di hadapan masyarakat, keluarga dan sanak famili yang ditinggalkannya untuk memohonkan maaf buat jenazah atas kesalahannya dan penyelesaian hutang-piutang selama hidupnya. Dalam kesempatan itu yang menarik adalah permintaan kesaksian masyarakat (isyhad) terhadap nilai perilaku jenazah selama hidupnya. Bagaimanakah hukum memberi kesaksian kepada jenazah yang akan diberangkatkan ke pemakaman?

     Tradisi ibro’ yang telah berlaku di masyarakat ini hukumnya boleh (disunnahkan), bahkan dianjurkan memberi pujian baik kepada jenazah asalkan si mayit memang pantas untuk dipuji. Sebagaimana keterangan di bawah ini:
وَيُسْتَحَبُّ الثَّنَاءُ عَلَى الْمَيِّتِ وَذِكْرُ مَحَاسِنِهِ (الأذكار النواوى، ص 150
Disunnahkan memuji atas mayit dan menyebutkan kebaikannya. (al-Adzkar al-Nawawi, hal. 150)
(فَإِنْ رَأَى خَيْرًا سُنَّ ذِكْرُهُ) لِيَكُوْنَ أَدْعَى لِكَثْرَةِ الْمُصَلِّينَ عَلَيْهِ وَالدَّاعِينَ لَهُ وَلِخَبَرِ ابْنِ حِبَّانِ وَالْحَاكِمِ اُذْكُرُوْا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكَفُّوا عن مَسَاوِيهِمْ
Sunnah hukumnya menyebut kebaikan si mayit apabila mengetahuinya. Tujuannya tiada lain untuk mendorong agar lebih banyak yang memintakan rahmat dan berdoa untuknya. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Ibnu Hibban dan Hakim: Sebutlah kebaikan seseorang yang meninggal dunia dan hindari membuka aibnya. (Fath al-Wahab, bab Kitab al-Janaaiz juz 1 hal. 91)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «أَيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهُ أَرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ». قَالَ قُلْنَا: وَثَلاَثَةٌ قَالَ: «وَثَلاَثَةٌ». قَالَ قُلْنَا: وَاثْنَانِ قَالَ: «وَاثْنَانِ». قَالَ: لَمْ نَسْأَلْهُ عَنِ الْوَاحِدِ رواه الْبُخَارِىُّ
Nabi bersabda: Setiap muslim yang disaksikan sebagai orang baik-baik oleh 4 orang, Allah akan memasukkan ke surga. Kami (para sahabat) bertanya: kalau disaksikan 3 orang? Nabi menjawab: kalau disaksikan 3 orang juga masuk surga. Kalau disaksikan 2 orang? Nabi menjawab: 2 orang juga. Kami (para sahabat) tidak menanyakan lagi bagaimana kalau hanya disaksikan oleh 1 orang. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab sahihnya. (Riyadh al-Shalihin, bab Fadl Man Maata Lahu Aulaadun Shighor, hal 388).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesaksian Terhadap Jenazah"

Posting Komentar