HUKUM BERJALAN DI DEPAN ORANG SHALAT

 

HUKUM BERJALAN DI DEPAN ORANG SHALAT

Shalat merupakan ibadah wajib bagi seorang muslim dan wujud pendekatan seorang hamba kepada Allah Swt.

Bagaimana hukum berjalan di depan orang shalat?

A.     Haram

Menurut madzhab Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hambali berjalan di depan orang yang shalat adalah haram.

ثُمَّ إِذَا صَلَّى إِلَى سُتْرَةٍ، مَنَعَ غَيْرَهُ مِنَ الْمُرُورِ بَيْنَهُ وَبَيْنَ السُّتْرَةِ. وَكَذَا لَيْسَ لِغَيْرِهِ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْخَطِّ عَلَى الصَّحِيح. (‌روضة الطالبين وعمدة المفتين: ج 1، ص 295(

“seseorang yang shalat dengan menggunakan pembatas atau garis boleh mencegah orang yang berjalan di antara pembatas tersebut” (Raudloh al- Tholibin 1: 295).

سُتْرَةُ الْمُصَلِّي لَا يَضُرُّ، وَأَنَّ الْمُرُورَ بَيْنَ الْمُصَلِّي وَسُتْرَتِهِ مَنْهِيٌّ عَنْهُ، فَيَأْثَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ. مَوْضِعُ الْمُرُورِ الْمَنْهِيِّ عَنْهُ

وَقَال الْمَالِكِيَّةُ: إِنْ كَانَ لِلْمُصَلِّي سُتْرَةٌ حَرُمَ الْمُرُورُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ سُتْرَتِهِ، وَلَا يَحْرُمُ الْمُرُورُ مِنْ وَرَائِهَا، وَإِنْ كَانَ يُصَلِّي لِغَيْرِ سُتْرَةٍ حَرُمَ الْمُرُورُ فِي قَدْرِ رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ، وَهُوَ الأَوْفَقُ بِيُسْرِ الدِّينِ، وَقَال بَعْضُهُمْ: يَحْرُمُ الْمُرُورُ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي فِي قَدْرِ رَمْيَةِ حَجَرٍ أَوْ سَهْمٍ أَوْ رُمْحٍ

وَقَال الشَّافِعِيَّةُ: يَحْرُمُ الْمُرُورُ بَيْنَ الْمُصَلِّي وَسُتْرَتِهِ إِذَا كَانَ بَيْنَهُمَا قَدْرُ ثَلَاثَةِ أَذْرُعٍ فَأَقَلّ

وَقَال الْحَنَابِلَةُ: يَحْرُمُ الْمُرُورُ بَيْنَ الْمُصَلِّي وَسُتْرَتِهِ وَلَوْ كَانَتِ السُّتْرَةُ بَعِيدَةً مِنَ الْمُصَلِّي. (الموسوعة الفقهية الكويتية: ج37، ص 37)

“Menurut madzhab Maliki apabila orang yang shalat terdapat pembatas maka haram berjalan diantara orang yang shalat dan pembatasnya. Apabila seseorang shalat tidak memakai pembatas maka haram berjalan di depanya dengan batas kira-kira panjang rukuk dan sujudnya. Hal itu sesuai dengan prinsip agama itu mudah. Sebagian ulama maliki berpendapat haram berjalan di depan orang shalat dengan batas kira-kira lemparan batu, panah, atau tombak.

Menurut madzhab Syafi’i batasan haram lewat diantara orang yang shalat dan pembatasnya adalah ketika jarak diantara keduanya kira-kira 3 dzira’ (138,6 cm) atau kurang

Menurut madzhab Hambali haram lewat diantara orang yang shalat dan pembatasnya meskipun pembatas tersebut jauh dari orang yang shalat” (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah juz 37:37).

B.     Makruh

يَرَى الْحَنَفِيَّةُ فِي الأَصَحِّ أَنَّ الْمَوْضِعَ الَّذِي يُكْرَهُ الْمُرُورُ فِيهِ هُوَ مَوْضِعُ صَلَاةِ الْمُصَلِّي مِنْ قَدَمِهِ إِلَى مَوْضِعِ سُجُودِهِ، هَذَا حُكْمُ الصَّحْرَاءِ، فَإِنْ كَانَ فِي الْمَسْجِدِ إِنْ كَانَ بَيْنَهُمَا حَائِلٌ كَإِنْسَانٍ أَوْ أُسْطُوَانَةٍ لَا يُكْرَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا حَائِلٌ وَالْمَسْجِدُ صَغِيرٌ كُرِهَ فِي أَيِّ مَكَانٍ كَانَ، وَقَالُوا: الْمَسْجِدُ الْكَبِيرُ كَالصَّحْرَاءِ. (الموسوعة الفقهية الكويتية: ج37، ص37(

Menurut madzhab Hanafi makruh berjalan di depan orang yang shalat mulai dari kaki sampai tempat sujud saat berada di tanah lapang. Namun, tidak makruh jika di masjid terdapat pembatas baik berupa manusia maupun benda lain. Jika di masjid kecil tidak ada pembatas maka makruh berjalan di tempat mana saja. Mereka berkata bahwa masjid besar itu seperti tanah lapang (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 37: 37).

C.      Boleh

Menurut ulama’ madzhab syafi’i tidak haram lewat didepan orang yang sedang shalat apabila tidak ada pembatas tetapi yang paling utama adalah tidak lewat di depannya.

لَوْ صَلَّى بِلَا سُتْرَةٍ أَوْ تَبَاعَدَ عَنْهَا أَيْ أَوْ لَمْ يَكُنْ بِالصِّفَةِ الْمَذْكُورَةِ فَلَيْسَ لَهُ الدَّفْعُ لِتَقْصِيرِهِ وَلَا يَحْرُمُ ‌الْمُرُورُ ‌بَيْنَ يَدَيْهِ لَكِنَّ الْأَوْلَى تَرْكُهُ (فتح الوهاب بشرح منهج الطلاب: ج1، ص61(

Jika shalat tanpa pembatas atau jauh dari pembatas maka tidak haram berjalan di depannya karena ada kelalaian tidak memberi pembatas tetapi yang lebih utama tidak berjalan di depannya” (Fathu al-Wahab bi syarhi Manhaju al-Thulab, 1:61).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HUKUM BERJALAN DI DEPAN ORANG SHALAT"

Posting Komentar