Ceta’an/Nyeta’i (Pemberian Suapan Pertama pada Bayi yang Baru Lahir)

     Nusantara memang kaya dengan tradisi, selain tradisi adzan dan iqomah di atas, di nusantara terutama di Jawa juga terdapat tradisi yang dinamakan ”ceta’an/nyeta’i” yaitu sebuah tradisi pemberian suapan pertama pada seorang bayi yang baru lahir dan do’a berkah pada sang bayi. Apakah tradisi semacam ini, juga dibenarkan oleh agama?

     Dalam hal ini, ulama’ membenarkan adanya tradisi ceta’an  tersebut dengan berpedoman pada hadits yang diriwayatkan dari Sayyidatina ’Aisyah ra. dan juga hadits yang diriwayatkan dari Asma’ binti Abi bakar yang menerangkan tentang haliyah keseharian Rasulullah ketika bertepatan dengan adanya kelahiran seorang bayi yang baru lahir, Beliau melaksanakan ceta’an dan berdo’a keberkahan. Hal ini diterangkan pada Kitab al-Ahkam an-Nawawi, yang diambil dari Kitab Shahih Bukhari-Muslim.
وَرَوَيْناَ بِالْإِسْناَدِ الصَّحِيْحِ فِى سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ عَنْ عَائِشَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قاَلَتْ: كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِالصِّبْياَنِ فَيَدْعُوْ لَهُمْ وَيُحَنِّكُهُمْ، وَفِى رِوَايَةٍ فَيَدْعُوْ لَهُمْ بِالْبَرَكَةِ. (الأحكام النووي ص 244)
Dari Sayyidatina ’Aisyah ra. dia berkata: Rasulullah Saw. sering kedatangan anak-anak bayi yang baru lahir, Beliau langsung mendo’akan dan melaksanakan ceta’an (pada mulut) mereka”. Dan dalam satu riwayat, maka Rasulullah Saw. mendo’akan keberkahan untuk mereka (bayi). (al-Ahkam an-Nawawi, hal. 244)
عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّهَا حَمَلَتْ بِعَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ بِمَكَّةَ قَالَتْ فَخَرَجْتُ وَأَنَا مُتِمٌّ فَأَتَيْتُ الْمَدِينَةَ فَنَزَلْتُ بِقُبَاءٍ فَوَلَدْتُهُ بِقُبَاءٍ ثُمَّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَوَضَعَهُ فِى حَجْرِهِ ثُمَّ دَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا ثُمَّ تَفَلَ فِىْ فِيْهِ فَكَانَ أَوَّلَ شَىْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيْقُ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ حَنَّكَهُ بِالتَّمْرَةِ ثُمَّ دَعَا لَهُ وَبَرَّكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ مَوْلُوْدٍ وُلِدَ فِى الإِسْلاَمِ (صحيح مسلم باب استحباب تحنيك المولود)

Dari Sayyidatina Asma’ binti Abi Bakar, dia berkata: “Pada saat saya hamil putra Abdullah bin Zubair di Makah, suatu waktu kami pergi ke Madinah, berhubung saya menyempurnakan shalat, sesampai di Madinah saya berhenti di masjid Quba’ (untuk menunaikan shalat), mendadak saya melahirkan di masjid. Maka seraya saya datang sowan ke Rasulullah Saw., maka Rasulullah membopong/menaruh si kecil di pangkuannya, kemudian beliau meminta tamar (kurma) dan mengunyahnya, lalu disuapkan pada mulut bayiku. Maka makanan yang pertama kali masuk ke mulut bayiku adalah ludah Rasulullah Saw. Kemudian Rasul menceta’i bayiku dengan kurma tersebut, kemudian Beliau berdo’a berkah untuknya. Dan putra Abdullah bin Zubair adalah bayi yang terlahir pertama kali di masa Islam. (Shahih Muslim bab Istihbab Tahniki al-Maulud)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ceta’an/Nyeta’i (Pemberian Suapan Pertama pada Bayi yang Baru Lahir)"

Posting Komentar