MENJAWAB SALAM KETIKA SHALAT

 

MENJAWAB SALAM KETIKA SHALAT 

Pak Arya adalah seorang manager di sebuah perusahaan. Pak Arya memiliki banyak karyawan di perusahaannya. Kegiatannya yang padat tidak membuatnya lalai dalam shalatnya. Ketika waktu shalat tiba, beliau segera melaksanakan shalat. Namun ketika shalat, salah satu karyawan hendak bertemu guna melaporkan hasil pekerjaan dan mengucapkan salam kepadanya.

Bagaimanakah hukum menjawab salam ketika dalam kondisi shalat?

Boleh dan dianjurkan menjawab salam ketika sedang melaksanakan shalat akan tetapi hanya dengan menggunakan isyaroh tanpa dilafadzkan dalam lisan, karena ketika dilafadzkan maka dapat membatalkan shalat.

إذَا ‌سَلَّمَ ‌إنْسَانٌ ‌عَلَى ‌الْمُصَلِّي لَمْ يَسْتَحِقَّ جَوَابًا لَا فِي الْحَالِ وَلَا بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْهَا لَكِنْ يُسْتَحَبُّ أَنْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فِي الْحَالِ بِالْإِشَارَةِ وَإِلَّا فَيَرُدُّ عَلَيْهِ بَعْدَ الْفَرَاغِ لَفْظًا فَإِنْ رَدَّ عَلَيْهِ فِي الصَّلَاةِ لَفْظًا بَطَلَتْ صَلَاتُهُ (المجموع شرح المهذب: ج 4، ص 103(

“Jika seseorang mengucapkan salam kepada orang shalat maka ia tidak berhak mendapat jawaban salam secara seketika atau setelah selesai shalat tetapi dianjurkan orang yang shalat menjawab salam dengan isyarah. Apabila tidak dengan isyarah maka dianjurkan menjawab salam dengan ucapan ketika selesai shalat. Jika menjawab salam dengan ucapan ketika shalat maka shalatnya batal” (Al-Majmu' Syarh al-Muhadzab 4:103).

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا قَالَ: قُلْتُ لِبِلَالٍ كَيْفَ رَأَيْتَ النَّبِيَّ ﷺ يَرُدُّ عَلَيْهِمْ حِيْنَ يُسَلِّمُوْنَ عَلَيْهِ وَهُوَ يُصَلِّي؟ قَالَ: يَقُوْلُ هَكَذَا وَبَسَطَ كَفَّهُ. أَخْرَجَهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي وَصَحَّحَهُ

Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar RA, Beliau Berkata : "Aku bertanya kepada Bilal, bagaimana engkau melihat Nabi SAW menjawab salam atas mereka yang mengucapkan salam, sedangkan Beliau SAW dalam keadaan shalat? Bilal Menjawab: Beliau menjawabnya begini, membuka telapak tangannya." (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan At Tirmidzi, Beliau At Tirmidzi men-shahihkannya)

 فِقْهُ الْحَدِيْث:

1.    جَوَازُ السَّلَامِ عَلَى الْمُصَلِّي.

2.    كَيْفَ الْإِشَارَةُ الَّتِي يَرُدُّ بِهَا الْمُصَلِّي السَّلَامَ عَلَى مَنْ سَلَّمَ حَالَ الصَّلَاةِ وَأَنَّهَا تَكُوْنُ بِالْيَدِ بَاطِنِهَا إِلَى أَسْفَلٍ وَظَاهِرِهَا إِلَى أَعْلَى.

3.    حَرَصَ الصَّحَابَةُ عَلَى مَعْرِفَةِ أَحْوَالِهِ ﷺ وَتَتَبُّعِ آثَارِهِ لِلْتَأَسِّي بِهِ.

(إبانة الأحكام شرح بلوغ المرام: ج 1، ص 239-240)

Fiqh Hadist :

1.      Diperbolehkannya mengucapkan salam kepada orang yang sedang shalat.

2.      Cara isyarat adalah yang digunakan orang yang sedang shalat untuk menjawab salam dari orang yang mengucapkan salam kepadanya. Isyaratnya adalah dengan telapak tangannya diarahkan kebawah sedangkan bagian luarnya keatas.

3.      Para Sahabat senantiasa mencari tahu mengenai apa-apa yang dilakukan oleh Baginda Nabi SAW serta mencari-cari sunnahnya untuk kemudian dijadikan teladan.

(Ibanah al-Ahkam Syarh Bulugh al-Maram, 1:239-240)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MENJAWAB SALAM KETIKA SHALAT "

Posting Komentar