FENOMENA DONASI ASI MELALUI BOTOL

 

FENOMENA DONASI ASI MELALUI BOTOL

Setiap ibu tahu, betapa pentingnya Air Susu Ibu (ASI) terhadap pertumbuhan dan perkembangan buah hati mereka. Tak heran, donor ASI menjadi salah satu yang diburu, yang dipercaya dapat memberikan solusi bagi mereka yang tak bisa menyusui anak-anak mereka dengan berbagai alasan.

Dalam prakteknya ASI yang diterima dari pendonor dipanaskan dalam botol kaca, kemudian diangkat dan didiamkan sampai suhunya siap untuk diminum bayi.

Apakah bayi yang meminum air ASI dalam botol tersebut memiliki status mahram (tunggal suson) ?

A.     Mahram

 Menurut mayoritas ulama donasi asi bisa menyebabkan status mahram pada anak yang disusui lewat donasi asi mahram. 

Catatan: dihukumi mahram (tunggal suson) bila bayi belum menginjak usia dua tahun

B.     Bukan mahram

Menurut imam ahmad donasi asi tidak menyebabkan status mahram pada anak yang disusui lewat donasi asi mahram. Kerana menurut imam Ahmad syarat rodho’ (menyususui) langsung dari puting.

الرَّضَاعُ الْمُحَرَّمُ وُصُوْلُ لَبَنِ آدَمِيَّةٍ بَلَغَتْ سَنَّ حَيْضٍ، وَلَوْ قَطْرَةً، أَوْ مُخْتَلَطًا بِغَيْرِهِ - وَإِنْ قَلَّ جَوْفَ رَضِيْعٍ لَمْ يَبْلُغْ حَوْلَيْنِ يَقِيْنًا خَمْسَ مَرَّاتٍ يَقِيْنًا عُرْفًا (إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين: ج 3، ص 329)

persusuan yang mengharamkan nikah adalah sampainya susu putri Adam yang sudah mencapai usia haidh, meski hanya setetes atau bercampur dengan lainnya, meski sedikit, ke rongga bayi yang belum mencapai usia dua tahun secara yakin, sebanyak lima kali dengan yakin secara uruf (I’anah at-Thalibin, 3:329)

(قَوْلُهُ: وُصُوْلُ الخ) سَوَاءٌ كَانَ بِمَصِّ الثَدْيِ أَمْ بِغَيْرِهِ، كَمَا إِذَا حَلَبَ مِنْهَا ثُمَّ صَبَّ فِيْ فَمِ الرَّضِيْعِ وَقًوْلُهُ لَبَنٌ: أَيْ وَلَوْ مَخِيْضًا، وَمِثْلُ الزُبَدِ وَالْجُبْنِ وَالْاَقْطِ وَالْقشْطَةِ لِأَنَّ مَا ذَكَرَ فِيْ حُكْمِ الْلَبَنِ، بِخِلَافِ السَمْنِ الْخَالِصِ مِنَ الْلَبَنِ (إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين: ج 3، ص 329)

Kata syarah ‘Sampainya...’ sama saja sampainya susu itu (ke rongga anak) dengan jalan mengisap puting atau dengan jalan lainnya sebagaimana apabila diperah dari susu itu lalu dituang ke mulut bayi tersebut. Kata syarah ‘susu,’ bermakna susu sekalipun sudah diangkat rumnya, dan seperti juga rum, susu beku, keju, dan kulit susu. Semua yang tersebut itu masih dalam hukum susu. (I’anah at-Thalibin, 3:329)

وَإِنْ أُوْجِرَ مِنْ لَبَنِ امْرَأَةٍ أَوْ أُسْعِطَ فَهَلْ يَتَعَلَّقُ بِذَلِكَ تَحْرِيْمٌ عَلَى رِوَايَتَيْنِ . وَإِنْ حُقِنَ بِالْلَبَنِ فَنَصَّ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللهُ أنَّهُ لَا يَحْرُمُ. وَقَالَ اِبْنُ حَامِدٍ: يَحْرُمُ (الهداية على مذهب الإمام أحمد: ص491)

Ketika seorang wanita menyusui dengan wajur (memasukkan susu kedalam mulut bayi dengan wadah) atau su’ud (memaksukkan susu kedalam hidung bayi) apakah menyababkan status mahram berdasarkan dua riwayat. Menurut imam ahmad jika susunya disuntik (dimasukkan wadah) maka berstatus bukan mahram. Menurut Ibnu hamid berstatus mahram (al-Hidayah ala Madzhab al-Imam Ahmad, 491).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "FENOMENA DONASI ASI MELALUI BOTOL"

Posting Komentar