TAKZIYAH KEPADA NON MUSLIM

 

TAKZIYAH KEPADA NON MUSLIM

Takziyah merupakan tuntunan agama islam untuk menunjukkan rasa simpati dan empati terhadap sesama sehingga seakan akan sudah menjadi budaya dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini bisa kita jumpai saat ada orang meninggal dunia banyak masyarakat yang melakukan takziyah dengan dalih saling menghormati, saling support dan bahkan memperkuat hubungan sesama se-agama bahkan antar ummat beragama.

Bagaimana hukum seorang muslim melakukan takziyah kepada non muslim ?

A.     Boleh

Diperbolehkan takziyah kepada kafir dzimmi

B.     Sunnah

Disunnahkan takziyah kepada kafir dzimmi, jika ada harapan keluarga dari mayit memeluk agama islam

C.      Haram

Diharamkan takziyah kepada kafir harbi

(وَ) يُعَزَّى (الْكَافِرُ) الْمُحْتَرَمُ جَوَازًا إلَّا إنْ رُجِيَ إسْلَامُهُ فَنَدْبًا: أَيْ يُقَالُ فِي تَعْزِيَتِهِ (بِالْمُسْلِمِ: غَفَرَ اللَّهُ لِمَيِّتِكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ) وَقُدِّمَ الدُّعَاءُ لِلْمَيِّتِ فِي هَذَا؛ لِأَنَّهُ لِمُسْلِمٍ وَالْحَيُّ كَافِرٌ، وَلَا يُقَالُ أَعْظَمَ اللَّهُ أَجْرَكَ؛ لِأَنَّهُ لَا أَجْرَ لَهُ.

أَمَّا الْكَافِرُ غَيْرُ الْمُحْتَرَمِ مِنْ حَرْبِيٍّ أَوْ مُرْتَدٍّ كَمَا بَحَثَهُ الْأَذْرَعِيُّ فَلَا يُعَزَّى، وَهَلْ هُوَ حَرَامٌ أَوْ مَكْرُوهٌ؟ الظَّاهِرُ فِي الْمُهِمَّاتِ الْأُوَلُ، وَمُقْتَضَى كَلَامِ الشَّيْخِ أَبِي حَامِدٍ الثَّانِي وَهُوَ الظَّاهِرُ (مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج : ج 2، ص 42)

“Boleh bertakziyah kepada non muslim yang dimuliakan bahkan disunnahkan jika dia diharapkan masuk islam. Ketika yang ditakziyahi adalah mayit muslim maka disunnahkan membaca do’a (غَفَرَ اللَّهُ لِمَيِّتِكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ). Dalam masalah ini do’a tersebut ditujukan kepada mayit karena yang wafat adalah orang islam sedangkan yang hidup adalah non muslim dan tidak boleh membaca do’a (أَعْظَمَ اللَّهُ أَجْرَكَ). Adapun bertakziyah kepada non muslim yang tidak dimuliakan seperti kafir harbi atau orang murtad maka hukumnya tidak boleh sebagaimana yang telah dibahas oleh al-Adzra’i. Apakah hal tersebut haram atau makruh? Pendapat yang jelas dalam kitab al-Muhimmat adalah yang pertama (haram). Namun, menurut Syaikh Abi Hamid pendapat yang jelas adalah yang kedua (makruh)” (Mughniy al-Muhtaj, 2:42).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TAKZIYAH KEPADA NON MUSLIM"

Posting Komentar