HUKUM KEBIRI TERHADAP MAHLUK HIDUP

 

HUKUM KEBIRI TERHADAP MAHLUK HIDUP

Kebiri adalah tindakan memandulkan makhluk hidup dengan tujuan mengambil keuntungan dari proses kebiri tersebut dengan cara pembedahan secara fisik atau menggunakan zat kimia. Tindakan kebiri ini dapat dilakukan baik pada manusia maupun hewan. Tindakan mengebiri biasanya dilakukan dengan cara pembedahan secara fisik yaitu dengan cara memotong alat kelamin secara permanen.

Bagaimana pandangan fiqih mengenai hukum kebiri terhadap makhluk hidup?

A.     Pada Manusia

Haram melakukan kebiri kepada manusia secara mutlak.

(‌وَيَحْرُمُ) ‌الْخِصَاءُ (فِي الْآدَمِيِّيْن لِغَيْرِ قِصَاصٍ، وَلَوْ رَقِيْقًا) (كشاف القناع: ج 13، ص 183)

Haram mengebiri manusia kecuali Qishas, walaupun seorang budak (Kasyaf al-Qina’, 13:183).

‌وَحَرُمَ ‌خِصَاءُ ‌آدَمِيٍّ ‌إجْمَاعًا (منح الجليل شرح مختصر خليلد: ج3،ص 381)

Haram mengebiri manusia berdasarkan kesepakatan para Ulama’ (Minah al-Jalil, 3:381).

B.     Pada Hewan

1.      Haram mengebiri hewan yang statusnya haram dimakan.

2.    Haram mengebiri hewan yang statusnya halal dimakan bilamana hewan tersebut sudah usia dewasa.

3.      Boleh mengebiri hewan yang statusnya halal dimakan bilamana hewan tersebut masih usia kecil.

4.      Makruh menurut Imam Hambali mengebiri hewan yang halal dimakan selain kambing dan ayam.

وَيَحْرُمُ الْخِصَاءُ إلَّا لِصِغَارِ مَأْكُولٍ، (نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج، 6: 170)

Dan haram mengebiri kecuali hewan kecil yang halal dimakan (Nihayah al-Muhtaaj ila Syarh al-Minhaaj, 6:170)

«‌وَيُكْرَهُ ‌خِصِي ‌غَيْرَ ‌غَنَمِ ‌وَدُّيُوْكِ» (الإقناع في فقه الإمام أحمد بن حنبل: ج4، ص 156)

Makruh mengebiri selain kambing dan ayam (al-Iqna’ fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal, 4:156).

قَالَ الْبَغَوِيّ وَالرَّافِعِيُّ لَا يَجُوزُ خِصَاءُ حَيَوَانٍ لَا يُؤْكَلُ لَا فِي صِغَرِهِ وَلَا فِي كِبَرِهِ قَالَ وَيَجُوزُ خِصَاءُ الْمَأْكُولِ فِي صِغَرِهِ لِأَنَّ فِيهِ غَرَضًا وَهُوَ طِيبُ لَحْمِهِ وَلَا يَجُوزُ فِي كِبَرِهِ. (المجموع شرح المهذب: ج 6، ص 177)

Imam Al-Baghawi dan Imam Rofi'i berkata "Tidak boleh mengebiri hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya baik ketika masih kecil atau sudah besar". Dan beliau berkata "Boleh mengebiri hewan yang halal dimakan ketika masih kecil dengan tujuan untuk kebaikan dagingnya dan tidak boleh ketika sudah besar" (al-Majmu' Syarh al-Muhadzab, 6:177)

وَيَجُوزُ خِصَاءُ مَا يُؤْكَلُ لَحْمُهُ فِي صِغَرِهِ لِطِيبِ لَحْمِهِ، وَلَا يَجُوزُ فِي كِبَرِهِ، وَخِصَاءُ مَا لَا يُؤْكَلُ. (روضة الطالبين وعمدة المفتين: ج2، ص 337)

Boleh mengebiri hewan yang dimakan dagingnya ketika masih kecil demi menghasilkan daging yang bagus. Dan tidak boleh mengbiri hewan tersebut ketika sudah besar, juga tidak boleh mengebiri hewan yang tidak halal dimakan dagingnya. (Raudlah al-Thalibin wa Umdat al-Muftin, 2:337)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HUKUM KEBIRI TERHADAP MAHLUK HIDUP"

Posting Komentar