HUKUM SUJUD SELEBRASI
Bersyukur atas nikmat dari Allah Swt. Bisa di
lakukan dengan ucapan hamdalah, bisa juga bersyukur dalam hati, bisa juga di
lakukan dengan perbuatan seperti sujud syukur. Contohnya ketika seorang pemain
sepak bola mencetak gol dan merayakannya dengan selebrasi berupa bersujud dan
dalam keadaan tidak suci (tidak punya wudlu’).
Bagaimanakah hukum sujud selebrasi?
A. Haram
Haram bersujud kepada Allah Swt dengan tanpa sebab
yang pantas untuk sujud syukur meskipun menghadap qiblat atau berniat karena Allah
SWT.
وَلَوْ تَقَرَّبَ إلَى اللَّهِ بِسَجْدَةٍ
مِنْ غَيْرِ سَبَبٍ حَرُمَ وَلَوْ بَعْدَ صَلَاةٍ كَمَا يَحْرُمُ بِرُكُوعٍ
مُفْرَدٍ وَنَحْوِهِ لِأَنَّهُ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ إلَّا مَا
اُسْتُثْنِيَ، وَمِمَّا يَحْرُمُ مَا يَفْعَلُهُ كَثِيرٌ مِنْ الْجَهَلَةِ مِنْ
السُّجُودِ بَيْنَ يَدَيْ الْمَشَايِخِ وَلَوْ إلَى الْقِبْلَةِ أَوْ قَصَدَهُ
لِلَّهِ تَعَالَى. وَفِي بَعْضِ صُوَرِهِ مَا يَقْتَضِي الْكُفْرَ، عَافَانَا
اللَّهُ تَعَالَى مِنْ ذَلِكَ (مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج: ج 1،
ص 448)
“Seandainya seseorang mendekatkan diri kepada Allah dengan sujud tanpa sebab maka hukumnya Haram, meskipun sesudah shalat, seperti halnya haram seseorang ruku’ diluar shalat dll, karena hal tersebut bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat, selain sesuatu yang sudah dikecualikan. Termasuk sujud yang diharamkan adalah sujud yang dilakukan oleh kebanyakan orang bodoh, yaitu sujud di depan gurunya meskipun menghadap kiblat atau niat karena Allah. Bahkan beberapa bentuk sujud dapat menyebabkan kufur. semoga Allah menjaga kita dari hal demikian” (Mughniy al-Muhtaaj, 1:448).
B. Boleh
Boleh karena bukan termasuk sujud syukur.
Syarat sujud syukur sama dengan syarat sujud dalam
shalat. Cara melaksanakan sujud syukur antara lain suci dari hadast, tempat dan
pakaian, menutup aurat, menghadap kiblat, niat bersamaan dengan takbir, sujud
dengan bacaan tertentu dan di akhiri dengan salam.
(فَرْعٌ) لَوْ خَضَعَ
إنْسَانٌ لِلَّهِ تَعَالَى فَتَقَرَّبَ بِسَجْدَةٍ بِغَيْرِ سَبَبٍ يَقْتَضِي
سُجُودَ شُكْرٍ فَفِيهِ وَجْهَانِ حَكَاهُمَا إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَغَيْرُهُ
(أَحَدُهُمَا) يَجُوزُ قَالَهُ صَاحِبُ التَّقْرِيبِ وَأَصَحُّهُمَا لَا يَجُوزُ
صَحَّحَهُ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَغَيْرُهُ....... (المجموع شرح المهذب: ج 4، ص 69)
“Seandainya
manusia merendahkan diri kepada Allah Swt, kemudian dia mendekatkan diri dengan
sujud tanpa sebab yang pantas untuk sujud syukur maka ada dua pendapat yang
diriwayatkan oleh imam al-Haramain dan lainnya: pendapat pertama adalah boleh
menurut imam Abu Syuja’ dan pendapat yang paling shahih adalah tidak boleh
sesuai dengan yang dibenarkan oleh imam al-Haramain dan lainnya...”
(al-Majmu'
syarh al-Muhadzab, 4:69).
فَلَوْ وَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى الْأَرْضِ
تَذَلُّلاً وَاسْتِكَانَةً بِلَا نِيَتِهِ لَمْ يَحْرُمْ إِذْ لَا يُسَمَّى
سُجُوْداً (بغية المسترشدين: ص 59)
“Seandainya
seseorang meletakkan kepalanya di atas tanah karena merendahkan diri tanpa niat
ibadah maka tidak haram, karena tidak dinamakan sujud” (Bughyah
al-Mustarsyidin: 59).
فَعُلِمَ أَنَّ السُّجُودَ اسْمُ جِنْسٍ وَهُوَ
كَمَالُ الْخُضُوعِ لِلَّهِ وَأَعَزُّ مَا فِي الْإِنْسَانِ وَجْهُهُ فَوَضْعُهُ
عَلَى الْأَرْضِ لِلَّهِ غَايَةُ خُضُوعِهِ بِبَدَنِهِ وَهُوَ غَايَةُ مَا
يَقْدِرُ عَلَيْهِ مِنْ ذَلِكَ. وَلِهَذَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ}
وَقَالَ تَعَالَى: {وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ} فَصَارَ مِنْ جِنْسِ أَذْكَارِ
الصَّلَاةِ الَّتِي تُشْرَعُ خَارِجَ الصَّلَاةِ كَالتَّسْبِيحِ؛ وَالتَّحْمِيدِ
وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّهْلِيلِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَكُلُّ ذَلِكَ يُسْتَحَبُّ
لَهُ الطَّهَارَةُ وَيَجُوزُ لِلْمُحْدِثِ فِعْلُ ذَلِكَ بِخِلَافِ مَا لَا
يُفْعَلُ إلَّا فِي الصَّلَاةِ كَالرُّكُوعِ فَإِنَّ هَذَا لَا يَكُونُ إلَّا
جُزْءًا مِنْ الصَّلَاةِ. وَأَفْضَلُ أَفْعَالِ الصَّلَاةِ السُّجُودُ وَأَفْضَلُ
أَقْوَالِهَا الْقِرَاءَةُ وَكِلَاهُمَا مَشْرُوعٌ فِي غَيْرِ الصَّلَاةِ
فَيُسِّرَتْ الْعِبَادَةُ لِلَّهِ لَكِنَّ الصَّلَاةَ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ
فَاشْتُرِطَ لَهَا أَفْضَلُ الْأَحْوَالِ. وَاشْتُرِطَ لِلْفَرْضِ مَا لَمْ
يُشْتَرَطْ لِلنَّفْلِ. مِنْ الْقِيَامِ وَالِاسْتِقْبَالِ مَعَ الْقُدْرَةِ
وَجَازَ التَّطَوُّعُ عَلَى الرَّاحِلَةِ فِي السَّفَرِ كَمَا مَضَتْ بِهِ سُنَّةُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (مجموع الفتاوى: ج 21، ص 284)
0 Response to "HUKUM SUJUD SELEBRASI"
Posting Komentar